Immortal adalah salah satu karya yang selama ini aku tulis dengan maksud memberikan inspirasi untuk menjaga lingkungan dan alam BUMI ini..., semoga kalian suka dan tertarik menanti kisah selanjutnya..., silahkan komen dan masukannya..., ^__^ selamat membaca~
Dunia saat dimana manusia berawal
dari sebuah ledakan indah di angkasa, lahirlah para pembangun dan para
penikmat, disaat yang mecekam bertahan hidup bagi para generasi penerus semakin
tipis di tahun cahaya pada masanya. di selimuti kabut yang sangat tebal dan
suara-suara petir seperti nada disaat perang, entah perang untuk apa. seakan masih
terngiang di telinga runcing itu saat sosok kecil adiknya terpekik merintih
kesakitan, berlahan airmata dari mata tajam berkulit pucat itu menetes
membasahi pipi yang di rangkulnya, bibir yang sensual merah lembut mengucap
“parbobo angelas” ajal berlahan mengambil jiwanya dari raga mungil itu, mata
biru dan wajah pucat, mata itu begitu terang seperti hamparan langit dikala
cerah, sosok mungil itu pun harus menutup matanya yang lemah, dengan darah yang
mengalir segar dari kepala, saat itu gemuruh kembali menyapa, dan dia hanyalah
seorang anak laki-laki yang telah kehilangan seluruh keluargaya di Haigon, saat
terdengar suara seperti pedang tapi yang sangat kencang di telinganya seketika
ia terjatuh dari kasur kayunya,
“wah.., apa-apaan ini mimpi, seperti
tak ada mimpi yang indah saja” sambil kembali membenarkan bantalnya, “dasar
malas, bangunlah dan lihat dunia luas, elf bodoh. bunga, pepohonan dan buah
menantimu di sekolah” sosok cantik dengan cahaya di punggungnya menyapa,
“ibu, aku malas pergi sekolah, apa
ibu juga akan memarahi Elfra seandainya dia tak pergi sekolah”
“kau ini, bangsa kita adalah bangsa
yang penting, kita semua di sini penumbuh, semua di bumi ini membutuhkan kita
untuk bertahan hidup” dengan cepat memberikan tas dari daun yang telah gugur,
“ibu…,” suara manjanya dengan wajah memelas dan menatap kea rah sosok cahaya
itu dengan mengiba.
“kali ini akan menjadi petualangan
yang akan kau kenang anakku, ingat bangsa kita adalah bangsa penumbuh. Jangan
sampai kita tak bisa menumbuhkan apapun”
“iya, baiklah aku akan menumbuhkan
pohon besok, aku akan memperlihatkannya pada ibu. Oh ya bu aku mimpi hal yang
sama selama beberapa malam ini, apa maksudnya ya bu?” wajahnya begitu ingin
tahu, dengan sorot mata cerahnya itu,
“matamu yang indah akan memberikanmu
jawabannya, hanya kau yang bermata biru di dunia ini anakku, kau adalah sang terpilih,
tandanya kau sangat spesial bagi bumi, hingga saatnya tiba kau akan selalu
belajar giat kan?” “aku terlihat berbeda dengan bangsa ini, apa aku tidak bisa
merubahnya seperti bibi Doris yang bisa merubah warna kulitnya bu? Aku ingin
merubah mataku seperti ibu berwarna emas, sangat cantik”
“anak manis, kesayangan ibu, sekarang
waktunya kau pergi sekolah, tanyakanlah pada bibi Dorid kenapa iya bisa merubah
warna tubuhnya”. Dengan cepat ia pun menuju kamar mandi yang berupa gumpalan
air melayang yang menempel, hanya melewati air itu ia pun tampak lebih rapi
dari pada sehabis tidur dengan rambut yang berantakan, “aku berangkat bu,
thaola” seketika ia pun terbang dari pohon berbentuk rumah jamur yang menempel
di pepohonan besar itu.
Kota Indisa dimana para duyung hidup
dengan damai dan riang, kerajaan Indisa adalah satu-satunya yang tersisa
diantara kerajaan laut di seluruh perairan di bumi, keberadaannya takbisa di
temukan dengan mata biasa, hanya para suci dan anak bangsa indisa yang
mengetahuinya, indisa adalah kota kaca dari air yang sangat indah, berbagai
duyung sibuk dengan kegiatannya, dari mengajari ikan baru untuk berenang,
membersihkan karang laut dan juga menjaga koral di samudra, bangsa duyung
sangat cepat. di dalam air mereka aman, jadi merek jarang bisa melihat daratan,
karena daratan adalah tempat yang sangat sakral bagi para duyung, semua duyung
adalah wanita cantik dengan anugrah paling tinggi, atas kecantikan wajah dan
bahasanya, para duyung suka bernyayi dikala bulan purnama, menandakan mereka
bahagia dan semua bangsa bisa mendengarkan nyanyian bahagia itu,
“Tiara, kenapa aku takboleh pergi
bersama Samo ke selatan? Ini curang, aku benci padamu”
“Ariya, kau tak diperbolehkan keluar
dari kerajaan, kau tahu itu kan sayang?”
“apa karena aku tak memiliki ekor ?
atau karena aku tak secantik duyung yang lain? Dan kenapa aku berbeda dengan
mata biru ini?”
“kau itu anugrah dari langit, kau
asli lahir dari Indisa, hanya kau yang berkaki dan bermata biru yang terlahir
dari bintang koral, semenjak kau lahir bintang koral pun pecah, berarti kau
adalah harta kami. kau akhir kau penentu. Ingat itu takdirmu”
BERSAMBUNG...,